Materi: KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN ISLAM DI DUNIA
Kelas: 12 IPS 1


KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN ISLAM :


KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN ISLAM :
periode klasik (650-1000 M), periode pertengahan (1250-1500 M)


PENDAHULUAN
Sudah menjadi sunatullah bagi manusia sebagai hamba Allah dimuka bumi yang memiliki sifat-sifat kelebihan dan kekurangan, tidak hanya terjadi terhadap manusia saja bahkan kepada makhluk yang lain pun seperti itu. Islam sebagai agama Tuhan yang diturunkan kemuka bumi lewat orang-orang yang dipercaya keshalihannya oleh Tuhan untuk disebarkan di muka bumi dengan tujuan supaya manusia kembali kefitrahnya sebagai makhluk yang menghamba kepadaNya.
Islam pertama kali muncul yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sangat menarik dan santun sehingga banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam (QS: 110: 2), ketika Islam dipimpin para khalifah yang empat, islam mengalami perluasan-perluasan wilayah, sehingga Islam tidak hanya dianut oleh orang-orang arab dan sekitarnya. Sepeninggalnya para khalifah yang empat Islam dipimpin dinasti umayah yang berfokus pada pembenahan administrasi Negara.
Sedangkan ketika dinasti abbasiyah maju sebagai pimpinan, Islam mengalami kemajuan-kemajuan dalam bidang sains dan teknologi yang diambilkan dari al-Quran yang berkaiatan dengan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) yang dipadukan dengan filsafat yunani. Tetapi setelah beberapa abad lamanya Islam mengalami kemunduran sehingga tradisi keilmuan pindah ke negeri barat.
Dalam garis besarnya sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode besar:
1. Periode klasik (650-1250 M) yang terdiri dari dua fase :
- Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M)
- Fase disintegrasi (1000-1250 M)
2. Periode pertengahan (1250-1800 M) dibagi ke dalam dua fase :
- Fase kemunduran (1250-1500 M)
- Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M)
3. Periode modern (1800-seterusnya)
Ada periodisasi yang dikemukakan oleh Marshall Hodgson, yang dikutip oleh Syafiq A. Mughni. Ia membagi sejarah Islam ke dalam tiga masa :
1. Klasik (abad ke 7-10)
2. Pertengahan (abad ke 10-15)
3. Modern (abad ke 16-20)
Oleh karena itu penulis akan lebih spesifik dalam mengeksplorasi kemajuan dan kemunduran islam yang digambarkan sepintas diatas pada periode klasik (650-1000 M), dan periode pertengahan (1250-1500 M) sebagai fase kemunduran.

PEMBAHASAN
A. MASA KEMAJUAN ISLAM (650-1000 M)
Ada beberapa langkah-langkah awal yang dilakukan oleh pendiri khalifah Abbasiyah dalam menata pemerintahannya. Salah satunya adalah melakukan penataan internal dan eksternal. Dibidang internal Abbasiyah membangun ibu kota baru, menata sumber penghasilan Negara, membentuk Biro – Biro, Membangun sistem organisasi militer, menciptakan administrasi wilayah pemerintahan dan memberangus dominasi Arab di posisi pemerintahan strategis dan menggantinya dengan profesionalisme serta perluasan fungsi jawatan pos menandai adanya perubahan dalam tata pemerintahan yang ideal. Sementara dibidang eksternal mereka membangun hubungan internasional dan melakukan ekspansi wilayah.
Sebagaimana kita ketahui, puncak masa keemasan Islam terjadi pada masa Al-Mansur, al Mahdi, al-Hadi, Harun al Rasyid, al Makmun, al Mu’tasim al Wathiq serta al Mutawakkil. Konsep konsep pemerintahan dari Persia juga diadopsi beberapa khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan wanita – wanita Persia. Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun. Pada masa ini pula tata pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli orang arab. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti dengan masuknya orang – orang Turki dan Persia.
Pembentukan ibukota baru yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan, administrasi dan meliter serta lalu lintas ekonomi. Al-Mansur memilih Baghdad sebagai Ibu kota, tempat tersubur di Iraq yang memperoleh pengairan dari sungai Tigris dan Euphrate. Perlu diketahui pada masa Bani Umayyah ibukota pemerintahan berpusat di Damaskus. Pada perkembangannya kota Baghdad menjadi kota bercorak kosmopolitan dengan penduduk beragam suku, etnis agama dan profesi. Selain itu Baghdad menjadi lalu lintas perdagangan internasional.
Pada paruh pemerintahan, dibawah kepemimpinan al-Mansur, Dinasti Abbasiyah melakukan perubahan visi pemerintahan khalifah dari otoritas penuh khalifah menjadi tugas seorang perdana menteri. Yang membawahi kepala – kepala departemen. Beberapa departemen dibawah wazir masing – masing adalah ; Departemen keuangan, Departemen Kehakiman, Departemen Perhubungan. Adapun urusan sekretriat negara dipimpin seorang Raisu al Kuttab yang membawahi ; Sekretaris Urusan Surat Menyurat, Sekretaris Urusan Keuangan, Sekretaris Urusan Tentara, dan Sekretaris Urusan Kehakiman. Orang pertama yang menjabat posisi wazir adalah Khalid bin Barmak asal Balkh (Bachtral) Persia.
Perkembangan lainnya terlihat pada serangkaian ekspansi wilayah kekuasaan ke Bizantium. Al- Mahdi adalah khalifah Abbasiyah pertama yang mengumandangkan perang melawan Bizantium, memulai serangan dan sukses brilian. Pada 782 pasukan Arab, mencapai Bosporus dan memaksa Ratu Irene berdamai dengan membayar upeti sebesar 70-90 ribu dinar. Selama ekspedisi inilah harun memperlihatkan kepiawaiannya, sehigga ayahnya memberi gelar al-Rasyid dan mengangkatnya sebagai pewaris Musa al-Hadi saudaranya. Kemudian Harun melanjutkan serangkaian ekspansi wilayah ke Asia Kecil, Heraklea, dan Tyna.
Dinasti Abbasiyah terus berupaya memajukan Islam dengan membangun hubungan internasional pada masa Harun al-Rasyid. Diantaranya menjalin hubungan dengan Charlemagne. Dari hubungan ini Harun berkepentingan untuk menghadapi saingannya,Bani Umayyah, di Spanyol. Menurut Richard Coke sebagai mana dikutip Syalabi, pemerintahan Abbasiyah disegani di dalam maupun di luar negeri.

Komentar

Postingan Populer